RSS

[RESENSI #BAHAGIA MENDIDIK MENDIDIK BAHAGIA]

bahagia mendidik mendidik bahagia

Coretan Mantan Staf (ODOP-80)

Pengarang          : Ida S. Widayanti

ISBN                      : 978-979-1328-71-5

Terbit                    : Februari 2013

Halaman              : 166 hlm. + xxviii

Penerbit              : Arga Tilanta

Cover                    : Soft cover

Membaca kisah perjuangan seorang bunda yang dituliskan dengan bahasa kalbunya selalu memberikan kesejukan hati. Apalagi bila dikombinasikan dengan latar belakang keilmuan yang luas dan dalam. Indonesia sangat membutuhkan buku-buku yang memberikan pengayaan bagi para orangtua dan pendidik dalam upaya mempersiapkan generasi penerus bangsa. Inilah yang telah disajikan dengan elok oleh penulis buku ini.

Buku ini menjadi lebih menarik karena selain kisah-kisahnya menyentuh ala Chicken Soup for the Soul, kedalaman ilmunya juga memberikan gambaran dan kerangka berpikir yang lengkap bagi orangtua dan semua yang berjiwa pendidik. Nuansa spriritual yang kental menjadikannya makanan jiwa dan pada saat yang sama juga memuaskan dahaga intelektual.

Dalam buku ini, penulis memuaskan dahaga kita akan buku yang membumi, bernuansa lokal dengan ilustrasi yang akrab dengan kehidupan kita, namun pada saat yang sama juga sarat dengan wawasan keilmuan, baik secara intelektual maupun spiritual.

Buku ini terdiri dari tiga bagian. Bagian satu berisi Kekuatan Bahasa. Pada bagian satu buku ini terhimpun kisah-kisah yang menunjukkan betapa kata-kata, bahasa, atau komunikasi sangat berpengaruh dalam mendidik anak. Mampu mengantarkan seseorang pada kegagalan atau kesuksesan. Semoga kita mampu mengambil hikmahnya.

Bagian dua buku ini berisi Membangun Kebiasaan. Kisah-kisah pada bagian dua ini menunjukkan bahwa pembiasaan positif harus dilakukan sejak dini. Pendidikan dan pengasuhan di awal kehidupan anak sangatlah penting. Berbicara tentang pendidikan karakter, sesungguhnya haruslah dimulai sejak dini dengan pembiasaan positif dan dilakukan secara simultan baik di sekolah maupun di rumah.

Bagian tiga berisi Memetik Hikmah. Melalui beberapa kisah di bagian tiga buku ini kita bisa bercermin, bahwa banyak cara yang bisa dilakukan saat kita dihadapkan pada permasalahan-permasalahan mendidik anak. Selain dengan cara dialog, sebagaimana pada kisah awal, bisa dengan memaknai beragam peristiwa. Alam selalu menghadirkan pengetahuan dan hikmah bagi siapa saja yang membuka hati dan pikirannya.

Jalinan kata dalam buku ini mampu membuat kita tersadar akan keindahan kehidupan dan membuat kita menyadari betapa bersyukurnya menjadi makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna.

-Emma-

 
Leave a comment

Posted by on April 7, 2016 in resensi

 

Seikhlas Ainun, Setegar Habibie

Coretan Mantan Staf (ODOP-77)

Manakala hati menggeliat mengusik renungan
Mengulang kenangan saat cinta menemui cinta
Suara sang malam dan siang seakan berlagu
Dapat aku dengar rindumu memanggil namaku

Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian

Aku tak pernah pergi, selalu ada di dalam hatimu
Kau tak pernah jauh, selalu ada di dalam hatiku
Sukmaku berteriak, menegaskan ku cinta padamu
Terima kasih pada maha cinta menyatukan kita

Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati

Lembah yang berwarna
Membentuk melekuk memeluk kita
Dua jiwa yang melebur jadi satu
Dalam kesunyian cinta

Lagi galau ya mbak? Kok nyanyi-nyanyi? hehe :P. Ini memang lirik lagu Ost film Habibie dan Ainun. Entahlah, ketika mendengar syair lagu ini dinyanyikan, rasa-rasanya hati ikut berdesir. Ada sepenggal kecil kisah bu Ainun yang mirip dengan yang saya alami. Saya sedikit banyak memiliki chemistry yang cukup kuat dengan film ini karena ketika film ini booming, saya sedang di “persimpangan” memilih berkarir dan meneruskan perjuangan dengan cara yang sama, atau memilih menjadi Stay-at-Home-Mom (SAHM). Ada banyak pelajaran untuk saya tentang kiprah seorang istri sekaligus ibu dari film ini.

Bu Ainun mengajarkan saya tentang pengorbanan untuk keluarga. Beliau tidak melulu mengejar karir. Beliau paham betul posisinya dalam keluarga. Beliau juga sangat mencintai anak dan suaminya. Beliau setia kepada suami, bisa menempatkan diri, tahu betul apa yang dibutuhkan suaminya setiap saat. Beliau lulus menjalani masa-masa sulit bersama suaminya. Masya Allah.

Saya pun berkaca, sudahkah saya menjalankan peran dan kewajiban saya secara maksimal di dalam keluarga? Sudahkah saya seikhlas beliau? Sudah pantaskah saya mendapatkan cinta dari suami seperti beliau? Cinta yang tidak melulu soal hak-kewajiban antara suami-istri, namun lebih dari itu. Cinta dalam pengorbanan, cinta dalam perjuangan.

Semua tentang kita. Together-Everyone-Achieves-More (TEAM). Tak ada lagi istilah “aku”, “kamu”, “kepentinganku”, namun yang ada adalah “kita”, “kepentingan kita bersama”. Ya Allah, bukankah tim yang solid akan lebih berpeluang besar memenangkan perlombaan? Bukankah perahu yang kokoh akan lebih kuat menahan badai yang menerpa? Maka saat jari-jemari tak lagi ada keinginan untuk menyatu dan saling mengisi, mungkin yang ada keluarga itu akan semakin sepi dari suasana kasih. Gersang.

Ah, sudahlah. Saya tidak mau berbusa-busa, namun nol tindakan nyata. Saya masih perlu banyak belajar tentang semua itu, tak terbatas dari atas kertas. Dan saya sangat berharap keluarga besar saya akan mengerti, menerima, memahami apa yang saya lakukan dan perjuangkan selama ini. Aduhai, betapa indah jika itu mewujud nyata.

Mungkin, saya belum seikhlas bu Ainun, atau setegar pak Habibie. Ah, siapalah saya.

[]

-Emma

 
Leave a comment

Posted by on April 4, 2016 in chickenSoup

 

Sudut Pandang

Coretan Mantan Staf (ODOP-76)

Menurut Anda, gambar apakah ini?

cerdas 02

Walaaa!! Masih penasaran dengan gambar diatas? Yupp, sementara masih ada dua jawaban gambar diatas. Pertama, gambar seorang wanita tua dengan hidung yang sangat besar (seperti nenek sihir di film-film). Kedua, gambar seorang wanita cantik sedang menoleh ke arah kanan. Lalu mana yang benar? Kita belum bisa memutuskan dan memastikan. Namun, standar baik dan buruk itu sebenarnya sudah ada. Dan inilah yang disebut sudut pandang.

Ketika terjadi kecelakaan mobil di jalan, misalkan. Akan ada banyak argumentasi yang muncul karena memang ada banyak sudut pandang dalam menilai kecelakaan yang terjadi. Ada yang berpendapat kecelakaan itu terjadi karena kesalahan pengemudi (entah karena ngantuk, kurang bisa nyetir, mabuk, atau yang lain). Ada pendapat lain bahwa kecelakaan itu terjadi karena faktor jalan yang licin karena baru saja diguyur hujan seharian. Kedua sudut pandang tersebut bisa jadi sama-sama benar, atau hanya salah satu yang benar. Syaratnya, harus ada olah TKP dan penyidikan lebih lanjut agar kesimpulan yang dihasilkan sahih.

Contoh lain, ada seorang perempuan berbusana minim bahan alias buka-bukaan. Di jaman kebebasan berperilaku saat ini akan banyak argumentasi muncul menanggapi soal ini. Ada yang bilang sah-sah saja dan baik selama tidak mengganggu orang lain, ada yang menganggapnya tabu dan tidak sesuai dengan adab kesopanan, ada juga yang tegas menilainya sebagai keburukan karena telah membuka aurat di depan publik.

Sudut pandang seseorang terhadap sesuatu kurang lebih akan menghasilkan dua penilaian, yaitu baik dan buruk. Jika dikembalikan kepada syariat Islam, standar baik dan buruk telah jelas dan tidak secara ceroboh/seenaknya dikembalikan kepada masing-masing individu. Baik (khair) adalah jika sesuatu/perbuatan itu sesuai dengan apa yang dituntunkan oleh syariat (diridhai Allah ta’ala). Sedangkan buruk (syar) adalah jika sesuatu/perbuatan itu tidak sesuai dengan apa yang dinashkan oleh syariat (tidak diridhai Allah ta’ala). Maka untuk tahu mana yang diridhai/tidak oleh Allah ta’ala ya memang harus tahu ilmunya. Maklumat-maklumat yang kita dapatkan dengan benar dari hukum syariat itulah nantinya yang akan memudahkan kita memutuskan pilihan, berbuat atau tidak. Jadi standarnya jelas, tegas dan tidak berubah-ubah sesuai waktu dan tempat.

Maka berhati-hatilah menggunakan sudut pandang itu. Manusia memang tempatnya salah dan lupa. Saya pun masih harus terus belajar, introspeksi diri, memperbaiki diri, lebih berhati-hati. Karena jika salah menilai, salah menempatkan sudut pandang, bisa-bisa kita menyakiti bahkan mendzolimi orang lain. Wallahu a’lam bisshawab.[]

-Emma-

 
Leave a comment

Posted by on April 4, 2016 in chickenSoup

 

Pre Order Paket Ebook “Emak Amazing!”

kecil

Coretan Mantan Staf (ODOP-75)

Menjadi Stay-at-Home-Mom (SAHM) namun tetep asik menggeluti passion? Hmm, passion-nya apa dulu nich? Kalau saya sih dari jaman SMP udah jatuh tjintah dengan dunia kepenulisan. Selain bisa bikin otak terus encer, aktivitas nulis bisa menghasilkan income yg lumayan. Serius!

Nah, buat kawan-kawan yang pengen ngulik caranya jadi Emak rempong namun tetap produktif, ada paket ebook murmer buat ngisi waktu luang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Paket Ebook “Emak Yang Amazing!”

Terdiri dari 4 ebook:

1. Kata-kata Nyetrum Bikin Nulis Makin Subur

2. Kitab Praktis Bagi Emak Rempong Yang Doyan Nulis

3. Curhat Cinta Emak Rempong

4. Beginilah Bisnis Dari Rumah

Harga normal Rp 99 rb.

TAPI selama masa PO (Pre Order) Harga cuma Rp 50 rb!
Murmer bingit kan?!

Yang minat, sila japri ya or WA : 085735197769 (Emma Lucya Fitrianty)

besar
 
Leave a comment

Posted by on April 2, 2016 in chickenSoup

 

[RESENSI: #SUAMIKU DAN PACAR LELAKINYA]

Coretan Mantan Staf (ODOP-74)

suamiku&pacarlelakinya

Judul Buku  :  Suamiku dan Pacar Lelakinya

Penulis       :  Wulan Darmanto

Penerbit     :  Kinimedia

Cetakan     :  1, Januari 2016

Tebal Buku :  184 halaman

Rupanya lelaki itulah yang menjadi kekasih Burhan. Ya, suamiku ini berpacaran dengan lelaki. Dan inilah misteri yang selama ini menyelimuti rumah tangga kami.

Aku tahu semua dari history chatting-nya di sebuah media sosial. Wajah pria itu, obrolan mereka yang hangat dan mesra, semua seperti terekam dengan kuat.

Menakutkan. Sangat menakutkan rasanya, mengetahui laki-laki yang kuharapkan bisa menjadi pelindungku dan anak-anakku, justru mencari perlindungan dengan bermanja-manja pada sejenisnya.

Aku kemarin ketemu cowok di lobby hotel. Mukanya mirip sekali sama mantan kamu yang pol*si itu cyn”. Menahan mual, kutunjukkan isi SMS itu pada suami.

Itu adalah satu penggalan kisah hidup seorang istri yang suaminya menjadi pelaku SSA (Same Sexual Attraction). Kisah tersebut adalah salah satu dari 10 kisah mengharukan, tentang kehidupan istri-istri yang bersuamikan lelaki penyuka sesama.

Di buku ini, penulis bercerita tentang pergulatan batin para istri dalam perkawinan mereka. Istri-istri ini setiap saat harus bergulat menaklukkan perasaannya sendiri. Perasaan terombang-ambing, antara cinta dan benci. Maju atau bertahan. Ingin menyudahi, tapi rasa cinta masih ada. Ingin bertahan di sini, tapi kekuatan sudah hilang entah ke mana. Perpisahan pun menjadi pilihan. Meski ada pula yang tetap bertahan di dalam luka.

Buku ini sangat menginspirasi, ditambah lagi based on true story. Jadi, jangan lewatkan untuk membacanya. []

-Emma –

 
Leave a comment

Posted by on April 2, 2016 in resensi